oleh

Pak Bupati, Pelajar di Pedesaan Ini Butuh Angkutan

Purwoharjo-Meski tidak dipungut biaya, rupanya angkutan pelajar gratis di wilayah Kota Banyuwangi masih sepi peminat. Padahal program itu sangat membantu para pelajar untuk berangkat dan pulang sekolah. Disisi lain, para pelajar di pelosok desa di Banyuwangi Selatan justru kesulitan angkutan saat berangkat dan pulang sekolah.

Semisal para pelajar yang sekolah di SMP Negeri 1 Purwoharjo di Desa Glagah Agung. Para siswanya kebanyakan berasal dari desa yang tidak ada trayek angkutan desa. Atau ada trayek namun armadanya yang banyak tidak beroperasi. Singkatnya, para siswa harus dipusingkan dengan persoalan angkutan setiap harinya. Miris.

“Kalau berangkat sekolah bisa diantar sama orang tua, kalau pulang sekolah tidak dapat angkutan ya nunut orang lewat, atau truk, pickup yang lewat,” kata pelajar SMP Negeri 1 Purwoharjo, yang mengaku bernama Andri, yang tinggal di Desa Purwoharjo, Rabu (9/8/2017).

Padahal apa yang dilakukan para pelajar itu sangat berisiko karena naik kendaraan bak terbuka. Keselamatan diri menjadi nomor dua, asal mereka bisa pulang ke rumahnya masing-masing. Andri dan teman-temannya sendiri sadar akan resiko tersebut. Namun apa boleh buat. Sekali lagi, para generasi bangsa ini butuh angkutan desa.

“Yang penting bisa pulang,” timpalnya.

Disisi lain pihak kepolisian gencar bersosialisasi ke sekolah-sekolah, soal larangan para pelajar SMP mengendarai sepeda motor ke sekolah. Hal itu bertujuan juga untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan remaja usia sekolah. Disamping itu, memang aturan tentang lalu lintas tidak membolehkan anak dibawa umur mengendarai kendaraan bermotor.

“Kami tidak hanya bersosialisasi tapi juga sudah pada tingkat tindakan di lapangan. Sebenarnya kasihan para pelajar itu. Mereka butuh angkutan. Tapi kami harus tegakan aturan. Semoga angkutan pelajar gratis juga bisa diadakan di pelosok desa,” jelas Kanit Binmas Polsek Purwoharjo Aiptu Sunardi, ditemui terpisah.

Semoga program angkutan pelajar gratis yang saat ini dalam tahap ujicoba di wilayah Kota Banyuwangi, yang masih sepi peminat, bisa dialihkan atau diadakan juga di wilayah pelosok desa. Khususnya wilayah desa yang belum terjangkau trayek angkutan umum. (Ron/JN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *