Banyuwangi, Jurnalnews.com – Rembuk Lansia Kabupaten Banyuwangi 2025 dilaksanakan pada hari Rabu, 19 November 2025 dihadiri OPD terkait dan organisasi pemerhati lansia yang ada di Banyuwang, berlangsung gayeng di Cafe Bu Har kawasan Gapangan Mojopanggung-Giri-Banyuwangi, Rabu (19/11/25).
Kepala Bappeda Kabupaten Banyuwangi, Dr. Suyanto Waspo Tondo Wicaksono,M.Si dalam sambutannya mengatakan,”Hendaknya untuk mencapai target itu merencanakan,monitor dan mengevaluasi. Jangan pernah bergantung dengan keberuntungan, rencanakan dengan baik untuk mendapatkan hasil yang terbaik, “jelasnya.
Beliau juga mengatakan “Kerjasama anggaran antar dinas selama sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah bisa dilakukan, semua pasti ada solusinya.” Oleh karena itu layanan apa terkait lansia ini tolong direncanakan dengan baik untuk rembug tahun depan sebagaimana rembug perempuan, anak dan disabilitas yang sudah terprogram baik, “tuturnya.
Acara yang dipandu Jeng Indah CC dari Yayasan Aura Lentera Indonesia dan Bung Aguk Wahyu Nurhadi dari Perkumpulan Komunitas Gotongroyong’45 itu menghadirkan narasumber Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Dra. Henik Setyorini, A.P., M.Si, memaparkan program yang telah dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk lansia seperti program rantang kasih, sekolah lansia tangguh (selantang), Graha Lansia Licin, SPM opname RSUD dan sinergi dengan Baznas atau CSR.
“Karena SDM kami terbatas, monggo masyarakat interaksi bila ada temuan atau usulan mendukung kabupaten ramah lansia dan meningkatkan kualitas hidup panjang usia dengan sehat mandiri tanpa bebani anak dan jadi kembang kasur, ” tutur wanita tangguh yang baru Dirgahayu ke 50 ini.
Acara yang diawali doa kebangsaan yang dipandu oleh Man Usik pelaku adat tradisi Osing ini peserta dari 17 lembaga dibagi dua kelompok. Ada bidang sosial dan layanan publik serta yang bahas bidang kesehatan.
Bidang sosial, melibatkan kelompok masyarakat untuk peduli terhadap lansia, terutama lansia dhuafa. Mendorong kepada para lansia untuk aktif di organisasi sosial kemasyarakatan agar kehidupan sosialnya berjalan serta urai temuan masalah dicontohkan ada praktek baik untuk mencari solusi. Sedang yang bahas kesehatan meliputi, kesehatan fisik, mental, sosial, spiritual, ekonomi, dan advokasi.
Kesehatan fisik kegiatannya cek kesehatan berikut penyuluhan lansia secara berkala baik itu di posyandu atau posbindu, day care atau di puskesmas. Penjadwalan aktivitas fisik bersama, senam bersama atau jalan sehat. Edukasi pentingnya kesehatan fisik. Kesehatan mental, pelatihan pengelolaan stres. Spiritual, aktif di kegiatan spiritual sesuai keyakinan sebagai bekal kembali keharibaan-Nya. Kesehatan ekonomi, memberikan pelatihan dan pendampingan usaha atau mencarikan sumber penghasilan bagi lansia yang masih bekerja fisik.
Advokasi, mendukung adanya Graha Lansia Licin dan Panti Jompo Sahabat Lansia Muncar dan regulasi yang tak berpihak ke lansia.
Kabid Kesra dan Pemerintahan Bappeda Lusi Herawati, SE, M. Sc kala menutup Rembug jelang peserta nikmati Dapoer oemoem Bu Har, ungkapkan kebahagiaan atas pemikiran dan usulan yang tak dinyana namun nyata dan gampang diwujudkan dengan kolaborasi supertim .Hasil rembug akan dikaji lebih lanjut oleh tim formatur Komda Lansia yang perlu segera dibuatkan SK baru sekaligus pengukuhan pengurus Komda Lansia Kabupaten Banyuwangi hingga saat rembug lansia tahun depan yang bisa dirangkai dengan Hari Lansia Nasional (HALUN) bisa kian bermakna. (Dafik/AWN/JN-SC)


Komentar