oleh

SAMSUBUR SIAPKAN KADO HARJABA ke 250 TAHUN 2021 BERUPA BUKU CARITA KERAJAAN BLAMBANGAN

Sejarah Blambangan yang hebat dan besar ini akan diwujudkan dalam bentuk buku oleh pemerhati sejarah Drs. Samsubur, M.SI yang 2011 juga sudah mencetak buku Sejarah Kerajaan Blambangan yang diterbitkan oleh Paramita Surabaya sebanyak 1.000 eksemplar.Dan stok sudah habis menyebar ke seluruh nusantara.

Setelah membaca literasi Sejarah Nasional Indonesia maupun buku pelajaran di sekolah menengah,diskusi dengan sejarawan serta berkunjung bersama komunitas Kedaton Blambangan yang dipimpin oleh Drs. Suminto, MM berkunjung ke beberapa kerajaan di Bali dan dapat hadiah beberapa buku beliau berniat membuat lagi tahun ini sebagai kado hari jadi Banyuwangi tahun 2021 yang ke 250 tahun dengan judu buku Wiracarita Raja Blambangan yang dicetak di penerbit Lokal Lintang Banyuwangi yang banyak terima job dari Luar Jatim.

Kakek dari 2 cucu yang pensiun dari SMPN 1 Kalibaru per 1 November 2012 ini termasuk Tim DHC’45 yang mengusulkan 3 Pahlawan Wong Agung Wilis, Rempeg Jagapati dan Sayu Wiwit untuk menjadi Pahlawan Nasional bareng Alm. HM Moenaris, Hasan Ali, dan Slamet Oetomo, Andang CY, Azhar Prasetyo yang didukung Hasnan Singodiman, Hasan Basri, Achmad Touwil Firdaus, Agus Mursidi serta sekretaris tim Aguk Wahyu Nuryadi.

Tim ini juga sudah seminar nasional di Pendopo Sabha Swagata Blambangan serta aula Dinsos Jatim bareng sejarawan dari Unej, UGM serta Unpad termasuk tim Penghargaan Kepahlawanan Kemensos RI.

IMG-20210831-WA0011

 

“Saya ingin tanggal 18 Desember 2021 buku ini bisa dibedah di Gedung Juang’45 yang dihadiri veteran, Masyarakat Sejarawan Indonesia, Dosen, guru serta mahasiswa dan pelajar. Pembanding akademisi dari Bali dan Jatim, ” ucapnya semangat saat menyerahkan hardcopy dan softcopy flasdish untuk difasilatasi kader DHC’45 bidang Sosialisasi Jiwa, Semangat dan Nilai Juang’45, Yeti Chotimah, M.Pd untuk bisa terwujud buku dalam tempo yang sesingkatnya, Minggu (30/8/2021).

Yeti Chotimah yang tahun lalu terbitkan Buku Sejarah Seni dan Budaya Banyuwangi mengaku terhormat dipercaya oleh suhu Samsubur. “Saya berharap turut juga mengfasilitasi bagaimana buku sejarah yang bersejarah ini bisa jadi koleksi dan dibaca di Perpustakaan Daerah maupun kampus dan sekolah di seluruh penjuru Bumi Blambangan!” tekad guru IPA dan Seni Budaya SMPN 3 Rogojampi, Sekolah Terbuka SMPN 1 Rogojampi serta Mentor PKBM KOPPAT Rogojampi ini. Sembari baca Pengantar Redaksi tentang Keboundha di majalah bulanan Keboundha PT. Tampomas Grup,

“Saat pemerintah Belanda serahkan sebagian lontar kembali ke Indonesia, syaratnya apakah pemerintah siapkan anggaran perawatan dan SDM yang merawatnya. Harapannya dana BOS atau APBD juga perhatikan soal biaya perawatan buku dan perpustakaan, ” tutur 6 bersaudara yang dilahirkan ibu asal Sumenep dan ayah dari Bagelan Jateng yang turut bareng kakeknya bangun rel sepur.

Beliau juga pesan ke sejarawan dan penulis hendaknya mau memperbanyak daftar pustaka serta mau datang ke situs maupun temu generasi pitutur.

“Kan ada yang nulis di Leiden Belanda menulis versi arsip penjajah jadinya perlu dikaji dengan literasi yang ada. Pahlawan menurut kita bagi mereka kan musuh, ” tegasnya sembari sebut Belanda itu kalah saat Perang Puputan Bayu yang habiskan 8 ton emas serta para pemimpin balatenteranya.(Aguk)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *