Made Widodo asal dari desa Patoman Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi yang terkenal dengan Kampung Bali atau Desa Kebangsaan adalah salah satu pengrajin berbagai jenis ukiran terutama style Bali yang masih tetap bertahan di era pandemi saat ini, Selasa (07/12/2021).
Dalam menjalankan usaha ukiran selama ini bersama dengan keluarga dan adik-adiknya, yang menggunakan bahan dari kayu sengon untuk barang sovenir, dan kayu jati untuk pintu gebyog dan lainnya kalua untuk bangunan rumah. Jenis ukir-ukiran yang dihasilkan saat ini banyak sekali seperti berbagai jenis souvenir seperti mini surfing, patung barong, gebyog pintu rumah, dll. Selama ini beliau melayani pesanan dari wilayah lokal Jawa Timur dan teman-temannya yang ada di Bali dari Bali kemudian oleh teman-temannya di ekspor ke wilayah Asia lainnya dan Perancis atau Eropa.
“Sebelum era pandemic covid dimana pariwisata Bali masih berjalan normal banyak pesanan kepada saya seperti barang-barang souvenir, tetapi semenjak corona datang Bali sepi permintaan pesanan souvenir nyaris tidak jalan, hanya pesanan lokal saja yang Saya kerjakan seperti ukiran gebyog pintu, atau bangunan rumah, “ungkap Made Widodo yang terkenal julukan dengan Mbah Dowo ini.
Walaupun dengan adanya pandemi ini telah mematikan iklim usaha dalam berbagai bidang apalagi untuk eksport yang tidak berjalan lagi, Made Widodo yang keturunan Bali pada saat ini tetap berusaha untuk menyasar pasar lokal, seiring sudah mulai menggeliatnya ekonomi, dan pandemic sudah berkurang atau menurun. Masih banyak orang-orang yang membangun rumah yang membutuhkan jasanya untuk membuat gebyog, ukiran, pintu, jendela maupun lainnya, yang memang saat ini jarang sekali pengrajin ukiran di Banyuwangi, apalagi style Bali.
“Syukurlah dengan adanya kegiatan ekonomi sudah mulai berjalan normal, orderan mulai berdatangan, baik souvenir, maupun lainnya. Dan Saya berharap pandemic segera berakhir sehingga ekonomi jalan dan bisa bekerja lagi dengan lancer, “tutur Made Widodo yang berhasil kita jumpai setelah acara kunjungan Bakesbangpol Provinsi dan Forum Pembauran Kebangsaan Jawa Timur ke Desa Kebangsaan Patoman.(Hariyanto)
Komentar