BANYUWANGI, Jurnalnews – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di berbagai wilayah diadakan dengan variasi unik. Salah satunya adalah Kirab Maulid dengan tema Nguri – nguri Krepeke Onggo Joyo, yang diadakan oleh pemuda dari Dusun Kejoyo, Desa Tambong, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur. Onggo Joyo adalah leluhur masyarakat Kejoyo, seorang bangsawan dari Kedaton Macan Putih yang menetap di Desa Tambong pada awal abad ke-17.
Ratusan warga Desa Tambong berbaur mengelar kirab jodang dan pencak obor untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada Sabtu malam (28/09/2023).

Suasana meriah terasa saat Kirab Jodang Maulid berlangsung di jalan Dusun Kejoyo. Setiap Rukun Tetangga (RT) berlomba-lomba dalam kreativitas mereka menciptakan tapekong menyerupai ogoh-ogoh, menggambarkan simbolis kelahiran Nabi Muhammad SAW di Kota Makkah.
Replika Ka’bah, burung ababil, raja Abrahah, macan, dan ular turut dihasilkan dalam kreativitas tersebut. Tak ketinggalan, gambaran Sayidina Umar dengan pedangnya juga diabadikan.
Kirab diberangkatkan oleh Kapten Mahali Danramil Kabat, didampingi oleh Kepala Desa Tambong, Agus Hermawan, S.Sos, di depan ribuan warga yang turut menyaksikannya di depan Kantor Balai Dusun Kejoyo, Desa Tambong.
“Inilah wujud penghormatan kami dan perayaan Maulid Nabi yang kami sebut Arak-Arakan Ring Ulan Mulud, sebuah kreasi luar biasa dari Pemuda Kejoyo,” ujar Kepala Desa Tambong, Agus Hermawan.

Agus Hermawan, S.Sos, selaku Kepala Desa Tambong, menjelaskan esensi dari Kirab Maulid. Ia mengungkapkan bahwa Kirab Maulid adalah bentuk rasa syukur dari warga Dusun Kejoyo, Desa Tambong, atas nikmat yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan ini berakar pada inisiatif murni para pemuda setempat yang bertujuan untuk memupuk persatuan di antara mereka.
“Kirab Maulid juga merupakan simbol kebahagiaan atas kelahiran manusia penerang umat, Nabi Muhammad SAW. Rangkaian acara meliputi pencak obor dan pawai jodang,” ungkap Agus Hermawan.
Kirab Maulid merupakan tradisi tahunan yang selalu diadakan di desa ini. Pada tahun ini acara berlangsung di Dusun Kejoyo. Agus Hermawan, Kepala Desa Tambong, menyebutkan bahwa setiap tahun lokasi acara berganti-ganti. “Lokasinya selalu berganti setiap tahun. Tahun depan, rencananya akan diadakan di Dusun Kebunsari, setelah tahun lalu di Dusun Krajan. Desa kami terdiri dari tiga dusun,” jelasnya.

Menurutnya, sebagian besar acara tersebut didominasi oleh kalangan muda, ini merupakan strategi yang mereka pilih dengan sengaja untuk memastikan kelangsungan tradisi dan budaya agar tak terputus di masa mendatang.
“Salah satu hal positifnya adalah keterlibatan aktif generasi muda dari tiga dusun, melalui Kirab Maulid ini semangat persatuan dan kesatuan di antara pemuda semakin tumbuh,” tegas Agus.
Dalam Kirab Jodang terdapat kelompok pemuda yang mahir memainkan obor sambil mempertontonkan jurus-jurus silat. Sebagai tambahan, ada juga pemuda yang memainkan tongkat dengan ujungnya terbakar, menciptakan cahaya yang menarik. Tidak mengherankan kirab ini sering dijuluki sebagai “pencak obor”. (ilham//JN).
Komentar