oleh

Kemenag Banyuwangi Adakan Lomba Baca Kitab Kuning

Banyuwangi, Jurnalnews.com – Dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama ke-79, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan lomba baca kitab kuning untuk para penghulu dan penyuluh agama Islam. Bertempat di Masjid Ar-Royan, kegiatan ini menjadi salah satu wujud komitmen Kemenag Banyuwangi dalam meningkatkan kompetensi keilmuan di kalangan aparaturnya.

Lomba ini diikuti oleh 24 peserta, masing-masing mewakili Kantor Urusan Agama (KUA) di kecamatan mereka. Para peserta ditantang membaca dan memahami kitab Khifayatul Akhyar, karya monumental dalam fikih Islam, yang sering menjadi rujukan utama di pesantren.

Kepala Kantor Kemenag Banyuwangi, Dr. Chaironi Hidayat, S.Ag., M.M., membuka acara dengan pidato penuh inspirasi. “Membaca kitab kuning adalah keniscayaan bagi penghulu dan penyuluh agama Islam. Kompetensi ini tidak hanya memperkuat kapasitas individu, tetapi juga meningkatkan kualitas pelayanan kepada umat,” ujar Chaironi.

Ia juga menekankan bahwa penguasaan kitab kuning menjadi landasan penting dalam memahami hukum Islam secara mendalam dan kontekstual. “Mari jadikan momen ini untuk memperkokoh wawasan keislaman dan membangun tradisi keilmuan yang lebih kuat,” tambahnya.

Panitia menunjuk tiga juri dengan keahlian tinggi dalam bidang keilmuan Islam:

1. Dr. Chaironi Hidayat, S.Ag., M.M. – Kepala Kemenag Banyuwangi.

2. Ahmad Syakur Isnaini, S.H.I. – Kepala KUA Kecamatan Sempu, ahli fikih berpengalaman.

3. Achmad Siddiq – Penyuluh Agama Islam dari KUA Kalipuro, juga pimpinan pondok pesantren.

Penilaian lomba mencakup aspek tajwid, kefasihan membaca, pemahaman mendalam, serta kemampuan menjelaskan isi kitab secara kontekstual.

Muhammad Rofik Burhanudin, penghulu dari KUA Tegalsari, mengaku bahwa pengalaman ini memberinya tantangan sekaligus pelajaran berharga. “Membaca kitab kuning di hadapan juri dan audiens menjadi pengalaman yang memperkuat motivasi saya untuk terus belajar,” ujarnya.

Suasana kompetisi berlangsung khidmat namun penuh antusiasme. Para peserta menunjukkan kemampuan terbaik mereka, meskipun ada yang tampak gugup. Masjid Ar-Royan menjadi saksi bagaimana tradisi keilmuan Islam hidup dalam semangat persaingan sehat.

Mengusung tema “Umat Rukun Menuju Indonesia Emas,” lomba ini tak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana mempererat hubungan antar KUA se-Banyuwangi. Para peserta dan pendukung berbagi pengalaman, memperluas jejaring, dan memperkokoh ukhuwah Islamiyah.

Dr. Chaironi Hidayat menutup acara dengan harapan besar agar tradisi membaca kitab kuning terus hidup dan berkembang. “Kitab kuning adalah warisan intelektual Islam yang berharga. Melalui penguasaannya, kita mampu memberikan solusi atas persoalan umat,” tegasnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *