BANYUWANGI – Gempol Porong, nama tempat para pria hidung belang mejajakan nafsunya. Tempat itu adalah lokalisasi para wanita tuna Susila (WTS) mangkring. Jumat (28/02/2020).
Tempat prostitusi itu sudah lama ditutup oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi.
Kini rumah – rumah bekas yang dulunya tempat mangkirnya perempuan tuna susila itu banyak yang tidak dihuni.
Puluhan rumah berjejar berhadap hadapan. Perkampungan itu berlokasi dekat persawahan dan jauh dari perkampungan.
Lokalisasi itu bertempat diwilayah Dusun Kalirejo Desa Kaliploso Kecamatan Cluring.
Walau pun secara legal sudah ditutup, lokalisasi itu diduga masih saja ada beberpa rumah yang buka.
Beberapa rumah terlihat buka dan wanita berpenampilan seksi mangkir dikursi depan.
Seperti diceritakan Agus (34) warga Desa Tampo, di Gempol Porong masih ada yang buka.
“Saya sempat diajak jalan – jalan sama teman, eh.. ternyata masih ada yang buka rumahnya, ada cewek cantiknya.” Cerita Agus sambil tersenyum menjelaskan kepada wartawan.

Sementara itu, petugas kePolisian sektor Cluring melalui Kapolsek Cluring AKP B.Madrias mengatakan hasil rasianya tidak pernah ada rumah buka.
“Saya terjun langsung ke lokasi, bahkan hampir setiap hari, disana tidak ada transaksi prostitusi.” Jelasnya.
AKP B.Madrias menambahkan, memang ada yang buka tapi itu sudah dihuni masyarakat kampung situ.” Ujarnya.
“Soal info lokalisasi gempol porong masih buka dan masih ada wanita tuna susilo, itu mungkin dulu tapi sekarang sudah tidak ada lagi.” Tambahnya.
Lokalisasi Gempol Porong dibuka sejak 30 tahun silam, dulu satu satunya lokalisasi terbesar di kabupaten Banyuwangi. (Rony//JN).
Komentar