oleh

Ziarah Wali Pitu (7) Bali, SYEH AHMAD HAMDUN KHAIRUSSOLEH di Desa Munggu Pantai Seseh Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung.

Mengenalkan dan memberikan edukasi kepada santri mengenai sejarah perkembangan dan penyebaran ajaran agama islam di pulau Bali, tidaklah serumit dan sesulit yang dibayangkan.

Adanya bukti sejarah baik lisan maupun tulisan juga bentuk fisik berupa monumen/bangunan peninggalan sejarah yang terjaga dan terawat dengan baik merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi kaum muslim di Bali.
Adanya budaya menyame braya (Saling menjaga tali persaudaraan) yang sangat kuat dimasyarakat lokal kususnya warga asli dan pendatang baik sebagai kelompok mayoritas melindungi dan memberikan ruang pada kelompok minoritas.Ini sungguh suatu bentuk toleransi dan sikap baik yang perlu dijaga sesama umat, agar bisa mempertahankan Bali yang damai dan tentram serta memberi pengaruh positif yang besar bagi NKRI.

Kalau di pulau Jawa terkenal dengan sebutan Wali Songo (9) bagi tokoh penyebar agama Islam, maka di Bali juga ditemukan situs dan tempat peristirahatan/maqom para tokoh penyebar agama Islam dikenal dengan sebutan Wali Pitu (7).

IMG-20210526-WA0002

Ada 7 Wali yang telah ditetapkan sebagai penyebar agama islam di Bali, yang telah berjuang di jalan Allah untuk memberikan tuntunan ketauhidan dan perintah syareat bagi pemeluk agama islam di pulau Bali. Wali Pitu Bali ini pertama kali maqomnya ditemukan oleh Almarhum Habib Toyib Zaen Arifin Assegaf (1925-2001) dari Surabaya -Sidoarjo Jawa Timur.

Berkat ketekunan beliau maka telah ditemukan maqom para tokoh penyebar agama islam di pulau Bali.

Adapun urutan Wali Pitu Bali sebagai berikut:
1. Syech Achmad Chamdun Choirus Sholeh (Makam Keramat Pantai Seseh, desa Munggu, kec. Mengwi, Kab. Badung, Bali)
2.Chabib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Maghribi (Makam keramat Bedugul diatas bukit Bedugul, Kab. Tabanan, Bali).
3. Chabib Ali Bin Abu Bakar Bin Umar Bin Abu Bakar Al-Khamid (Makam Keramat Kampung Islam Kusamba, Kec. Dawan, Kab. Klungkung, Bali).
4. Chabib Ali Bin Zainal Abidin Al -Idrus & Syekh Maulana Yusuf Al-Baghdi Al-Magribi (Makam Keramat Kembar, Desa Bungaya Kangin,Kec. Bebandem, Kab. Karangasem, Bali).
5.Syeh Abdul Qodir Muhammad(Makam Keramat Karang Rupit, desa Temukus, kec. Banjar, Kab. Buleleng, Bali).
6.Chabib Ali Bin Umar Bin Abu Bakar Bafaqih (Keramat Negara, desa Loloan Barat-Negara).

Dari ketujuh Wali tersebut, yang ditemukan pertama kali adalah makam keramat di pantai seseh, desa munggu, kec. Mengwi, Kab. Badung.
Makam keramat yang berhadapan langsung dengan pantai seseh dan bersebelahan dengan pure Ratu Mas Chakti dijaga dan dirawat dengan baik oleh masyarakat setempat, selain sebagai situs sejarah juga jadi daya tarik wisatawan dan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan warga didesa munggu dan sekitarnya.

IMG-20210526-WA0001

Ziarah ke Makam Keramat Wali Pitu Bali sebagai bentuk pengenalan dan edukasi bagi santri juga wali santri yang bergabung di Kampung Santri Bali, bertujuan sebagai pengingat akan waktu dan masa dimana semua mahluk yang bernyawa pasti akan kembali kepada Sang penciptanya yaitu Allah SWT.
Semua yang disampaikan pengasuh KSB sebagai pembekalan sebelum melakukan ziarah adalah mengenalkan tentang apa dan siapa wali itu.
Setelah mendengarkan dengan seksana tentunya dengan pesan moral bahwa berziarah bukan untuk meminta dan memuja/mengkultuskan ,tetapi mengingat akan sejarah perjuangan dan juga mendoakan arwah waliyullah tersebut dan bertawasul kepada Nabi Muhammad SAW. Agar kelak kemudian kita seluruh mukminin bisa berkumpul dipertemukan ditempat yang semestinya.

Mengawali ziarah tersebut,pengasuh KSB didampingi juru kunci / Jero Mangku keramat mempersilahkan jamaah KSB yang terdiri dari anak santri, bapak dan ibunya, untuk berdoa memasuki area makam, setelah itu doa tahlil pendek dilakukan bersama didepan pintu makam yang menyerupai rumah joglo.

Mengakhiri doanya Pak Widodo pengasuh KSB mempersilahkan Jero Mangku Keramat sebagai juru kunci menjelaskan asal usul /jati diri Syekh Ahmad Hamdun Khairussoleh.

Dijelaskan oleh Jero Mangku secara singkat, banyak versi tentang Sejarah Makam Keramat Seseh tersebut, menurut babad dan juga catatan sejarah yang ada dinegeri Belanda serta versi secara lisan/tutur turun temurun yang diyakini, beliau yang sekarang dikenal dengan gelar Syekh Ahmad Khamdun Khairussoleh sebenarnya adalah putera kandung Raja Mengwi (Danurejo) yang dulunya saat ada di kerajaan Belambangan memiliki istri dari Belambangan/Muncar. Raja Mengwi kembali ke Bali, sementara istri dan putera satu-satunya tetap ada di Belambangan.

Saat usia kurang lebih 25 th. sang putera bertanya kepada ibunya siapa sesungguhnya ayahnya, maka diberitahukan oleh sang ibunda bahwa ayahnya adalah penguasa di kerajaan Mengwi/Bali. Setelah mendapatkan penjelasan tersebut maka, beliau meminta ijin untuk pergi dan akan berbakti kepada sang ayah di kerajaan Mengwi di Bali.

Saat melakukan pencarian dan juga perjalanannya melalui samudera tidak selayaknya manusia biasa,beliau yang memiliki ilmu spiritual juga kadigdayan luarbiasa /kesaktiannya, dikawal 10 kyai yang terbang bersama beliau dengan cukup naik dikedua lengannya,maka perhalan sampailah dipusat kerajaan Mengwi yang saat itu sudah berpindah dari desa Munggu (awalnya) di Taman Ayun-Mengwi (sekarang).

Melihat kedatangan sang putera mahkota yang ternyata telah dewasa, Keluarga besar Raja merasa bahagia, tetapi ada yang kurang berkenan kepadanya yaitu istri raja /ibu tirinya. Segala hal dilakukannya termasuk meminta bukti kalau memang anak keturunan raja mengwi,hal apa yang bisa dilakukan. Dengan berbagai tipudaya di gunakan cara licik untuk menghabisi sang putera.

Dengan ijin Allah SWT, perjuangan beliau membuktikan jati -dirinya memang sebagai pewaris kerajaan yaitu menunjukkan keris pusaka kerajaan Mengwi, dan beliau mampu membangun dan menciptakan masjid yang besar dan megah dalam waktu singkat, menghadirkan semua kyai2 pendampingnya dengan cara terbang menyebrangi lautan. Serta banyak hal lain yang membuat ibu triri semakin benci.

Kharomah yang dimiliki wali memang berbeda dengan manusia biasa,saat manusia ingin mencelakai Allah SWT pasti akan melindungi, dan juga seorang wali bisa meminta waktu saat kembali pada sang penciptanya kapan saja karena upaya pembunuhan beliau dengan cara konspirasi politik yang dilakukan selalu gagal maka akhirnya beliau yang sangat bijaksana memilih jalan ikhlas untuk kembali pada Allah SWT dengan memberitahukan pada pembunuh bayaran (utusan ibu tirinya) bagaimana seharusnya menyempurnakan akhir hidup beliau (membunuhnya). Keihlasan hati beliau itu untuk menjaga kedamaian dan ketentraman di kerajaan Mengwi serta masyarakatnya, meskipun begitu beliau berpesan agar dimakamkan dipantai seseh berhadapan dengan laut yang menghubungkan tanah kelahiran diBelambangan, sebagai jalan lintas awal mula beliau terbang mendatangi pulau Bali mencari leluhurnya.

Dimakam keramat tersebut, Jero Mangku Keramat yang sebagai juru kunci yang sebelumnya bertugas sebagai PNS di Kab. Badung th. ini pensiun dan sekaligus merangkap pemimpin umat di pure Ratu Mas Chakti bersebelahan dengan makam Keramat tersebut.
Mengakhiri uraiannya beliau menyampaikan dengan haru dan bangga bahwa Makam Keramat Ratu Mas Chakti/Mas Sepuh (Syekh Ahmad Chamdun Khairussoleh) ini setiap hari tidak pernah sepi dikunjungi oleh peziarah baik dari umat islam, hindu, budha, kepercayaan, kristen, katolik yang datang dengan niat masing- masing, berdoa bagi keselamatan keluarganya bahkan yang melakukan meditasi dari para wisman sering ditemui.

Khusus malam jumat pengunjung sampai dini hari dan berjumlah hampir ratusan. Tentunya wisata religi/ziarah sangat membantu perekonomian masyarakat kecil yang saat ini sedang dalam kesulitan akibat wabah pandemi covid 19. Pengunjung yang hadir tetap dihimbau mematuhi protab covid 19.

Selesai dengan keterangannya, rombongan disilahkan masuk kedalam bangunan dan berdoa didepan dan samping kanan kiri makam tersebut. Makam yang didominasi marmer warna hijau cukup sejuk dan bersih serta cukup terawat baik.Selesai berdoa seluruh rombongan berfoto bersama.
Jamaah KSB yang mengikuti ziarah adalah panitia Halal Bihalal di KSB Munggu, wali santri KSB Batuan Sukawati, juga ada jamaah warga dari Tabanan. Kesempatan yang memang cukup langka dapat berkumpul bersama dimanfaatkan untuk ziarah ke makam waliyullah.
Mengenalkan sosok pejuang yang berjiwa besar,demi mengenalkan dan menyebarkan ketauhidan siapa Allah,rosulnya dan pengetahuan tentang syareat agama islam sebagai agama rahmatan lil alamin.

Semoga bisa menjadi madrasah dan ketauladanan bagi generasi penerus.
Mengakhiri acara ziarah dengan kembali ke Kampung Santri Bali Munggu (Ahad, 23 Mei 2021 catatan dari Lokasi Makam Keramat, Pantai Seseh, Munggu-Bali. Ambarwati Soenarko).

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *