oleh

Mahasiswa KKN UNIBA Menggelar Sosialisasi Cegah Sampah dan Lestarikan Bumiku.

Banyuwangi, Jurnalnews – Kegiatan mahasiswa bertempat di kantor desa bangsring, dalam acara tersebut di hadiri pemerintah desa dan masyarakat bangsring. Hal ini merupakan langkah kongkrit mahasiswa KKN uniba GWD ( Grand watu dodol ) banyuwangi dalam menjalankan tridarma Perguruan tinggi yakni pengabdian masyarakat Selasa, (23/7/24)

Hoirul anam, selaku ketua kelompok KKN di GWD mengatakan ” Sampah adalah problem utama yang harus di gelorakan hingga masyarakat sadar bahaya membuang sampah menyebabkan kerusakan lingkungan utamanya di ekosistem laut, “ungkapnya.

Setiap hari, jutaan ton sampah diproduksi oleh aktivitas manusia, dan sayangnya, banyak dari sampah tersebut tidak dikelola dengan baik. Akibatnya, lautan, sungai, hutan, dan bahkan udara kita tercemar oleh limbah yang seharusnya bisa kita cegah sejak awal.
Menghadapi tantangan ini, kesadaran dan tindakan kita sebagai individu sangat penting untuk menjaga kelestarian bumi. Pertama, mari kita mulai dari langkah sederhana seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Membawa tas belanja sendiri, menggunakan botol minum yang dapat diisi ulang, dan memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan adalah langkah kecil yang berdampak besar.

Pemerintah Desa Bangsring yang di wakili bapak Saiful Bahri selaku sekdes sangat mengapresiasi dan mengharapkan ada angin segar untuk mengatasi problematika sampah khususnya di Desa Bangsring.

Heppy Firdari, S.Si M.Sc mengatakan Hampir di setiap penjuru lingkungan, keberadaan sampah plastic tidak bisa dihindari. Mengutip data Badan Pusat Statistika (BPS) 2021, limbah plastik di Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Bukan rahasia umum lagi bahwa sampah plastik tidak bisa terurai begitu saja. Beberapa jenis sampah plastik mempunyai bahan yang sulit terurai hingga ratusan tahun lamanya. Minimnya kesadaran tentang sampah plasrik menjadi ironi.
Lingkungan air, tanah, dan udara menjadi sasaran utama.

Heppy Firdari, S.Si M.Si mengatakan lantas apa yang dapat di lakukan oleh masyarakat?, yang pertama membawa kantong belanja sendiri, meskipun kantong plastik memang praktis, tapi ini yang membuat sampah pada bumi terus bertumbuh tak terkendali. Membawa kantong belanja sendiri adalah cara yang paling mudah untuk berkontribusi mengurangi sampah pribadi. yang kedua membawa botol minum atau tumbler, apa yang di butuhkan ketika haus? tentu saja air minum.

“Ketika haus kita tidak harus membeli air kemasan melainkan membawa air minum dari rumah dengan menggunakan botol minum sendiri juga bisa menghemat uang. yang ketiga tidak menggunakan sedotan plastik, Sedotan plastik memang terlihat remeh. Tapi bayangkan jika ribuan orang yang berfikir seremeh itu?Tentulah sangat berdampak bagi lingkungan. Sekarang, mulailah mengganti sedotan plastik dengan sedotan bambu atau kertas yang ramah lingkungan, yang ke empat Hindari Membeli Makanan dan Minuman Kemasan Plastik
Usahakan jangan membeli produk dalam kemasan sachet, tapi belilah produk yang dikemas dalam ukuran besar untuk mengurangi sampah. Jika memungkinkan, pilih produk yang dikemas dalam botol kaca atau daun. Yang kelima Daur Ulang Sampah Plastik Tidak semua sampah plastik bisa di daur ulang. Namun, beberapa barang seperti botol minuman atau pot tanaman dapat dilakukan recycle, “jelasnya.

Cara mengelola sampah di rumah dengan benar, yang pertama memisahkan sampah sesuai jenisnya, yang kedua melakukan zero waste, yang ketiga membuat pupuk dari sampah organik, yang keempat pengelolaan sampah plastik, dan yang kelima bergabung menjadi anggota bank sampah

Heppy Firdari, S.Si M.Sc memberikan anjuran kepada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, karena membuang sampah sembarangan dapat mengakibatkan air sungai menjadi tercemar, airan sungai menjadi terhambat, dan berpotensi mengakibatkan banjir. Yang kedua tidak membakar sampah, karena Membakar sampah dapat melepaskan gas-gas yang
menyebabkan kerusakan ozon. Sedangkan ozon berfungsi mengatur jumlah atau porsi sinar ultraviolet yang masuk ke permukaan bumi, melindungi bumi dari sinar ultraviolet agar tidak langsung mengenai permukaan bumi, menyerap sinar ultraviolet, menjaga suhu di bumi agar tetap stabil, melindungi permukaan bumi dari benda benda langit yang jatuh. Yang ketiga menanam pohon, Berkurangnya lahan hijau di Indonesia menjadi permasalahan yang tidak dapat diabaikan.

Sebagai wujud peduli terhadap lingkungan, harus mengambil tindakan nyata dengan
cara menanam pohon di sekitar. Area pekarangan rumah yang ditanami pohon berfungsi sebagai area resapan air. Bila curah hujan tinggi, area sarapan air inilah yang bisa mencegah terjadinya banjir.

Melalui program sosialisasi ini, Ibu Heppy Firdari, S.Si M.Sc sekaligus mahasiswa KKN UNIBA berharap masyarakat desa Bangsring dapat menjaga lingkungan dan mengurangi penggunaan sampah plastik. Dari sosialisasi ini juga diharapkan masyarakat desa Bangsring tidak ada lagi yang membuang sampah sembarangan terutama di sungai, dikarenakan dapat mencemari sungai dan juga dapat menyebabkan banjir.(misk)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *