oleh

Rembuk Perempuan dan Disabilitas Kabupaten Banyuwangi “Peran Perempuan dan Disabilitas dalam Partisipasi Pembangunan dan Pendidikan Inklusif”

Banyuwangi, Jurnalnews – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus berupaya untuk mewujudkan program pembangunan yang inklusif dan berpihak kepada seluruh lapisan masyarakat. Jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2024 sebesar 891.727 jiwa (50,09 %). Dari jumlah tersebut penduduk perempuan diharapkan akan memberi aspirasi dan pertimbangan dalam pencapaian kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, dan Keluarga Berencana Ibu Henik Setyorini, AP., M.Si., membuka acara sekaligus menyatakan bahwa tujuan pelaksanaan rembuk perempuan ini menjadi tempat untuk menggali permasalahan, potensi dan kebutuhan bagi perempuan di Kabupaten Banyuwangi dan juga para pemangku kepentingan dalam menyusun perencanaan, Kamis (12/09/24) di Aula Minakjinggo untuk Rembug Perempuan dan Ruang Mas Alit untuk Rembug Disabilitas.

Masukan terkait pemberdayaan ekonomi agar perempuan bisa lebih mandiri lagi maupun menghilangkan kekerasan pada perempuan tetap harus diperhatikan. Jika perempuan bisa mandiri secara ekonomi, secara tidak langsung dia juga mampu melindungi dirinya sendiri.

Para peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi, membagikan pengalaman, mengatasi masalah dan menyumbangkan masukan atau saran mereka terkait perencanaan pembangunan di Kabupaten Banyuwangi.

Setelah acara pembukaan, rembuk perempuan kali ini diawali dengan pemaparan materi dari Ficky Septalinda, SE. dan Marifatul Kamila, S.H. dengan tema “Peran Perempuan dalam Pembangunan dan Perempuan Mandiri”. Selain itu, isu kesetaraan gender juga menjadi sorotan utama. Perwakilan dari kelompok perempu.an menyuarakan pentingnya memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang setara terhadap peluang pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan.

Sementara itu kegiatan ini dihadiri oleh dinas terkait, perangkat desa perempuan, kader posyandu, perwakilan UMKM, petani perempuan, nelayan perempuan, organisasi masyarakat non pemerintah yang mewakili keterlibatan perempuan, akademisi, pemerhati perempuan, dan perwakilan media seperti AJI,Radar,LPPL Blambangan FM,LPPS, Media online serta reporter perempuan yang tergabung di JRKBB dan Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI).

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai medium menerima masukan dari kalangan yang banyak termarginalkan dalam pengambilan kebijakan.

“Apa yang dihasilkan dari forum ini, akan kami jadikan pertimbangan untuk penyusunan program kerja ke depannya,” ungkap Bupati perempuan yang mendarat di Bandara Blimbingsari langsung membersamai rembug untuk RPJMD 2025-2029 ini.

Masyarakat diharapkan tetap terlibat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program-program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan anak, perempuan, dan masyarakat disabilitas. Dengan demikian, Banyuwangi melangkah maju sebagai contoh pembangunan yang tidak hanya produktif namun juga inklusif dan berkeadilan.

”Ini akan jadi acuan kami dalam menyusun program-program pemberdayaan perempuan, anak, dan disabilitas. Semoga dapat diberikan kelancaran,”harapnya sembari menyapa narasumber Rembug Disabilitas Dr.Hari Priyanto,ST,M.Si akademisi Untag 1945 dan Ketua Yayasan Aura Lentera yang tunanetra Nurhadi Windoyo serta melayani foto bareng usai dapat kejutan tart ultah dari peserta. (Q’Nin/Aguk/JN)+

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *