oleh

Semangat Harmoni Berkebinekaan Global

Diklat Wawasan Kebinekaan Global PPG Dalam Jabatan Kemendikbud Kategori 1 Angkatan II dilaksanakan di Universitas Negeri Malang, Program Studi Pemasaran diselenggarakan via daring, Minggu (29/10/2023).

Eko Wulan FS mengatakan “Diklat WKG ini membahas lima topik hangat berkaitan dengan Kebinekaan Global, Kebinekaan Nasional, Kebinekaan dalam Skala Personal, Kebinekaan dalam Skala Sekolah, dan Menjadi Sekolah Damai, “Ungkap peserta PPG

Iya menambahkan bahwa ” Kelima topik ini dibahas secara runtut mulai dari pemahaman konteks dan konsepnya hingga implementasi di sekolah. Semua topik saling berkaitan dan sebagai pedoman dasar kebinekaan di Masyarakat, “Tambahnya.

Dunia penuh warna, indah dan damai, menjadi harapan semua manusia. Hal itu dapat tercipta apabila masyarakatnya memiliki rasa kebinekaan global yang luar biasa. Beragam negara, Bahasa, etnis, agama, ras dan budaya menjadi ajang toleransi dan kolaborasi bagi setiap warga dunia.

IMG-20231029-WA0027

Menerima warga negara lain dengan terbuka menjadi salah satu bentuk toleransi berharga. Namun sebaliknya, adanya intoleransi dapat memecah belah hubungan antar negara.  Kebinekaan Nasional pun tak jauh berbeda, masih seputar keragaman karakteristik sosial dan budaya. Konsep tersebut mengacu pada pengakuan, penghormatan, dan pemberdayaan terhadap semua kelompok dan individu yang berbeda dalam Masyarakat.

Eko Wulan FS meyakini bahwa toleransi dan penghargaan di Masyarakat masih menjadi hal utama. Dilengkapi dengan perlindungan hak asasi manusia, inklusi sosial, dan integrasi budaya. Memiliki rasa kebinekaan diiringi dengan rasa penghargaan terhadap personal pribadi. Segala keunikan memberikan rasa percaya diri.

“Bangga terhadap bangsa Indonesia, juga mencerminkan kecintaan kita terhadap seluruh negeri. Selalu menanamkan prasangka baik, menepis prasangka buruk, ” imbuhnya.

Selain itu, Bersyukur dan berterima kasih atas keberkahan yang kita terima, sehingga tercipta lingkungan sejahtera dan bahagia.
Kebinekaan dalam sekolahpun juga menjadi topik hangat warga. Membangun budaya damai di sekolah dengan tidak mendiskriminasi teman terkait suku, agama, ras, gender, atau budayanya. Beberapa cara mensyukuri keragamannya antara lain tidak membeda-bedakan teman, saling tolong-menolong, toleransi beragama, mau belajar satu sama lain, dan saling menjaga kerukunan. Sehingga terciptalah praktik baik dalam kehidupan sehari-hari antar sesama.

Konsep sekolah damai pada era sekarang mengacu pada sekolah ramah anak. Sarana dan prasarana sekolah yang memadai dapat menjadikan anak nyaman secara fisik di sekolah. Sementara kondisi lingkungan yang bebas dari perundungan dan kekerasan faktor eksternal seperti kekerasan verbal, seksual, ancaman ataupun bentuk intimidasi lain juga dapat menjadikan anak nyaman secara menyeluruh baik secara fisik dan psikis.

Oleh karena itu sekolah harus berupaya menciptakan lingkungan yang dapat mewujudkan itu semua, sehingga terciptalah suasana belajar yang dapat membentuk generasi yang unggul dan mulia. (Miska)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *