Banyuwangi, Jurnalnews – Program Praktek Dakwah buat santri Ponpes eLkisi Mojokerto selama 3 pekan Ramadhan sungguh pengalaman berkesan dan penggemblengan mental yang luar biasa sebelum terjun ke masyarakat usai lulus dari Pondok. Mereka di sebar ke seluruh nusantara dengan biaya mandiri. Daerah penempatan dan anggota kafilah diacak dan juga boleh permintaan walisantri. Untuk Kabupaten Banyuwangi tahun ini ada di Masjid At Taqwa Cluring dan Masjid Al Hilal 2 Sobo.
“Saya inginnya di luar Jawa tapi qodarullah diterjunkan di tanah kelahiran, ” ungkap Rois Suryo Nugroho asal Banjarsari-Glagah yang kini kelas X SMA yang masuk program Azhari yang kuliah nanti insya Allah di Al-Azhar Cairo Mesir.
Rois bersama temannya beda kelas dan jenjang asal Sidoarjo, Malang dan Mojokerto mukim di Masjid Al Hilal belakang Kantor KPUD dan Dispendik itu.
Selama 3 pekan 6 santri berbagi peran sebagai muadzin, imam, Badal kajian serta kultum antara Tarawih dan witir. Bahkan Mahib asal Sidoarjo yang masih kelas 9 SMP dan Rois sempat jadi khotib Jumat.
“Alhamdulillah sudah berani berbagi ilmu untuk menanam di ladang sebelum terjun ke masyarakat kelas.Terus belajar dengan berbagai sumber kitab dan berbagai karakter ummat, ” Ungkap H. Junun, SH mewakili jamaah saat seremoni perpisahan yang digelar jelang tadarusan, Senin (1/4/24).
Ditambahkan salah satu walisantri, H. Juwaini, kami terharu anak-anak kami menjadi penerus risalah dakwah Rasulullah.
“Teruslah jadi mentari yang senantiasa memberi tanpa meminta. Kami bangga dan tenang anak kami bisa mengaji dan mendoakan orang tua. Sikon sekarang kalian sedikit dari kebanyakan anak muda yang terkontaminasi pergaulan bebas dan pengaruh negatif era milineal, ” tuturnya sembari suara bergetar dan mata berkaca-kaca.
Amir Kafilah Da’wah, Akbar Sobirin yang kuliah D-1 Dakwah dari Akademi Da’wah Indonesia (Jawa Timur) Dewan Dakwah Islam Indonesia awalnya bayangkan Banyuwangi hanya ada suku Osing dan hawanya dingin karena di tepi Gunung Raung dan Kawah Ijen. Juga tak ada listrik dan suasana yang sangat dingin,maka sebelum berangkat mereka membekali diri dengan sikon sesuai bayangannya.Dan kafilah terpincut dengan istilah pantai syariah Pulau Santen yang kenyataannya jauh dari syariah.Hingga beberapa kali datang untuk kenalan, mendata dan gotongroyong makmurkan Musholla Nurul Amal bareng Ketua RT 80 KK dan Ustadz Samsul.
“Lumayan saat Ramadhan pernah ada 33 orang yang berjamaah.Dan yang mau berjamaah kala hari terakhir kami sambang Pulau Santen ada tali asih sembako dari LAZNAS DDII Jatim. Andai kami setahun bisa juga diprogram pelatihan dan hibah modal hingga kedepannya mereka bisa jadi muzzaki dan ekonomi tak jadi alasan untuk ndak puasa, ” ungkap Akbar.Lebih lanjut pada media jurnalnews ini Akbar yang ingin menulis di media massa ini juga bersyukur penuh keharuan.
“Alhamdulillah kami ditempat tugas ini datang tidak mempunyai kenalan satupun namun selama berjalannya waktu dan proses yang cukup menarik, kami disini bagaikan mempunyai keluarga baru yang sangat terasa hangat bagi kami ketika akan berpisah, ” Ungkap Akbar mahasiswa semester 2 itu.
“Awalnya kami gugup dan suara ndak keluar. Untunglah Takmir segera hubungi Bung Aguk Darsono dari Sanggar Merah Putih”45 untuk latih nafas,vokal dan literasi kami tentang public speaking, ” Tutur Abimanyu yang sudah kelas XII.
“Dan Alhamdulillah pelat ‘R’ saya juga waras hingga bisa fasih adzan dan dongeng dengan dilatih laler ngisore rel!” Lanjut Fikri yang senang Bung Aguk juga bawa kru seperti Abdul Mun”in yang kuasai berbagai nada tilawah dan adzan serta Indah CC dan Nur Laela yang mahir MC dan Host Moderator.
Di saat kesempatan jalan-jalan keduanya juga berkesan saat berkesempatan lihat pertunjukan Hari Teater Sedunia di Gedung Juang’45 Sabtu (30/3/24).
” Kami kian tahu ekspresi,gestur pantomin,intonasi dan dasar teater yang diajarkan Bung Aguk dkk.Mung cerita dan pesan moral nantinya kami sesuaikan dengan dakwah lewat seni puisi dan drama, ” tukas Abimanyu yang wajahnya tipe peran memelas kalau casting.
Ketua Takmir Drs. H. Agus Iskandar Zulkarnaen yang putra-putrinya pernah mondok di Elkisi dan As-Syafi’i Kaliputih Genteng sampaikan kemitraan sudah berlangsung lama hingga Ramadhan tahun-tahun lampau kedatangan santri Bondowoso, Sepeken, Kediri dan Bali.
“Terima kasih atas kesabaran jamaah dan warga selama santri ditempa kawah candradimuka dalam urusan keagamaan, srawung bertetangga dan kerjabhakti RT. Dan salam ke kyai pengasuh, “ungkapnya.
Senyuman indah di foto dan bingkisan hari raya mewarnai keindahan seremonial perpisahan ini yang kedepannya semoga menjadi acuan generasi muda agar tergerak dan senang menekuni dunia Dakwah yang tidak hanya di atas mimbar dan selancar di gawai.(AWN/Q’Nin/JN)
Komentar