oleh

Hari Ulang Tahun Komunitas Boso Osing Banyuwangi ke-5 dengan Pemberian Santunan Yatim Piatu

BANYUWANGI, JURNALNEWS.COM – Hari Ulang Tahun Boso Osing Banyuwangi atau biasa yang disebut dengan BOB ke-5 di peringati di halaman Radio Komunitas Ksatria FM. di Desa Gintangan Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi, Minggu (10/11/24)

Dalam harlah ini dihadiri oleh Kepala Desa Gintangan, Ketua Komunitas Osing Pelestari Adat dan Tradisi (Kopat), Komunitas Peduli Pendidikan Banyuwangi (Koppiwangi), dann juga anggota dari BOB sendiri yang berasal dari berbagai daerah di Banyuwangi.

Pembukaan diawali dengan penampilan tari gandrung Jejer Jaran Dawuk, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengheningkan cipta dalam rangka mendoakan para pahlawan yang telah gugur karena momennya bersamaan dengan peringatan hari Pahlawan 10 Nopember 2024, juga dinyanyikannnya lagu Umbul-mbul Blambangan.

Dalam sambutannya ketua BOB Rubien Kazan mengatakan bahwa Bahasa Osing Banyuwangi (BOB) berdiri sejak 5 November 2019 sehingga pada saat ini di tahun 2024 sudah menginjak ulang tahun yang ke-5. Di keanggotan facebook yang tergabung sudah mencapai sekitar 8.500 baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Menurut Kazan Osing adalah suatu kata yang digunakan oleh orang Blambangan untuk mengatakan bahwa mereka bukan orang Blambangan akan tetapi orang Osing karena lascar Blambangan memang dicari oleh para serdadu VOC untuk dimusnahkan dari bumi Blambangan.

“Orang Belanda waktu mengadakan Genosida terhadap laskar Blambangan bila bertanya kepada seseorang yang dijumpai di Bumi Blambangan mereka akan mengaku orang Osing untuk menghindari genosida yang dilakukan oleh tentara VOC, “kata Kazan yang juga menceritakan tentang sedikit sejarah Blambangan Banyuwangi.

Sambutan selanjutnya oleh Kepala Desa Gintangan yang mengatakan bahwa Gintangan adalah tempat sejarah yang banyak berhubungan dengan tokoh pejuang Blambangan yaitu Wong Agung Wilis.

“Entah petilasan atau makamnya Wong Agung Wilis ada di desa Gintangan karen Gintangan dekat dengan Banyualit yang sekarang berganti nama menjadi Blimbingsari yang merupakan tempat pertempuran pasukan Wong Agung Wilis dengan VOC Belanda, “tutur Kades Gintangan.

Acara dilanjutkan dengan pemberian santunan yatim piatu yang berasal dari wilayah seluruh Banyuwangi diserahkan oleh Kepala Desa Gintangan, Ketua KOPAT, dan juga Pengawas KOPAT Banyuwangi. Setelah santunan selesai acara dilanjutkan dengan pemberian buku “Sejarah Blambangan Kuno Abad 13-14” oleh penulisnya langsung yaitu Thomas Racharto kepada ketua BOB. Thomas Racharto menyampaikan di dalam buku Blambangan Kuno itulah terkuak misteri sudah ada keberadaan Kerajaan Blambangan di era Kerajaan Majapapahit.

Kemudian pemberian tausiah oleh Ustadz Tuhfatun Murid yang mengupas tentang pentingnya keutamaan sodaqoh/sedekah. Dilanjutkan dengan doa dan pemotongan tumpeng seraya menyanyikan panjang umur/Happy Birthday to You sambil menikmati kue tar dan nasi tumpeng. (AM)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *