oleh

Sosialisasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Banyuwangi, Jurnalnews.com – Acara yang diinisiasi oleh Komunitas Seni Topeng Madura “Laras Mustiko Jalmo” dan Padepokan Tri Suryo Mustiko, ini menggandeng Rumah Kebangsaan Basecamp Karangrejo (RKBK) Banyuwangi dan Yayasan Anti Narkotika Lapor Pulih Sehat Sejahtera (LPSS) Banyuwangi, berkolaborasi dengan berbagai pihak, terutama tiga pilar Desa Bayu dan Kanit Binmas Polsek Songgon, hingga warga masyarakat desa setempat.

Sosialisasi yang berlangsung Minggu, 5 Januari 2025 malam tersebut dihadiri oleh puluhan warga serta anggota sanggar padepokan serta anggota petani kopi dan peternak kambing serta tokoh agama termasuk aparat desa, Badan Permusyawatan Desa (BPD) dan komunitas seni budaya, untuk bersama-sama mewujudkan Banyuwangi Bersinar (Bersih dari Narkoba).

Acara dimulai dengan sambutan dari Ketua Sanggar Moh. Soleh, yang diwakili ketua Panitia oleh Misto alias Pak Wiji karena punya anak bernama Wiji- putrinya yang kini mondok di Sragi. Dilanjutkan dengan sambutan Kanit Binmas Polsek Songgon, Aiptu Anton, dan disambung Kepala Desa Bayu, Yulia Herlina, ST.

Dalam rangkaian acara tersebut, Hakim Said, SH, selaku Ketua Yayasan Anti Narkotika LPSS sekaligus Founder RKBK Banyuwangi, memberikan edukasi hukum terkait penyalahgunaan narkoba. Materi mengenai bahaya narkoba serta solusi rehabilitasi disampaikan oleh Ns. Rudi Purwantoro, S.Kep.

Agenda tersebut juga diramaikan dengan hiburan seni budaya, termasuk tari topeng khas suku Madura yang memukau . Pramoe Soekarno Shakti, seniman dan budayawan Banyuwangi, turut menyuarakan perlawanan terhadap narkoba melalui pembacaan puisi topik *Narkoba *. Doa penutup dibacakan oleh KH. Moh. Ikrom Hasan, Ketua Paguyuban Joko Thole, wadah Suku Madura di Banyuwangi, yang juga dikenal sebagai tokoh politik dan mantan Ketua PPP serta anggota DPRD Banyuwangi 3 periode.

Ketua Panitia, yang diwakili Misto alias Pak Wiji, menyampaikan, bahwa acara tersebut adalah bukti nyata masyarakat Desa Bayu memiliki semangat tinggi untuk memerangi narkoba. “Kami berharap, sinergi seperti ini terus berlanjut agar generasi muda terhindar dari bahaya narkoba, dan bisa menjadi keteladanan bagi semua pihak.Dan saya titip seni topeng dari leluhur kami di Sumenep dilestarian dan ada kepedulian desa maupun pemda,” ucapnya penuh khusuk sambil pegangi ulu hati.Lalu ia turun dan sambat sakit perut.

Panitia panggil dokter. Usai acara dan P Misto keluar keringat dingin dibawalah ke Puskesmas Songgon sambil titip udemg Banyuwangi yang tahunan dipakai untuk dikenakan p Sholeh.

“Kita udik di Banyuwangi harus mau gandrung dan kacong jebing jadi jebeng thulik, ” tuturnya lembut dengan senyum.

Dan itu adalah amanat karena tokoh ini menghembuskan nafas terakhir di IGD.
“Kami merasa kehilangan tolong jaringan sinergi yang dibangun almarhum terus gandeng silaturahim, ” ungkap M.Sholeh pada Bung Aguk yang takziah.

Sementara Kepala Desa Bayu, Yulia Herlina, ST, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara tersebut. Wabil khusus ucapan terimakasih ditujukan kepada Komunitas Seni Topeng Madura “Laras Mustiko”, Padepokan Tri Suryo Mustiko yang menginisiasi acara sosialisasi P4GN.

“Komitmen Desa Bayu untuk mendukung program Banyuwangi Bersinar adalah nyata. Kami siap menjadi desa yang menjadi contoh dalam upaya memberantas narkoba,” tegas Kades wanita berdarah Madura ini.

(HS/AWN/JN-SW)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *