oleh

Liputan Tim Metro TV ke Omahseum dan KOPAT Banyuwangi

Kunjungan ke Omahseum dan KOPAT (Komunitas Osing Pelestari Adat Tradisi) Banyuwangi, Kamis (02/12/2021) oleh Tim  Metro TV yang dipimpin oleh Astrid untuk liputan tentang sejarah, cagar budaya dan adat tradisi yang telah dilakukan oleh KOPAT selama ini.

Omahseum memiliki peranan besar bagi sumber pengetahuan dan wawasan, juga dapat memiliki referensi visual sekaligus merasakan peristiwa sejarah di masa lalu.
Pengelolaan Omahseum pada awalnya hanyalah merupakan suatu kesenangan mengumpulkan barang barang kuno yang dilaksanakan sejak 1971, sedikit demi sedikit barang barang kuno tersebut di bersihkan dan dirawat dan ternyata ditemukan fakta bahwa mengandung nilai nilai budaya tinggi dan dapat dipakai sebagai referensi untuk mengungkap pristiwa sejarah.

Omahseum yang dimiliki dan dikelelola secara pribadi oleh Thomas Racharto (78 tahun) yang juga mantan anggota DPRD Banyuwangi dan propinsi terletak di Jalan Widuri No. 40 Kelurahan Banjarsari Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi-Jatim, memiliki koleksi benda benda kuno yang bernilai budaya. Secara ilmiah Benda benda koleksi yang ada di Omahseum dapat digunakan sebagai bimbingan edukatif kultural untuk generasi penerus bangsa yang menghargai budaya nenek moyangnya, diantaranya ada berupa lukisan lukisan, artefak peninggalan jaman kerajaan Majapahit, Jaman kerajaan Blambangan dan jaman kerajaan Macan putih. Ada juga benda Benda arkeologi yang berupa gerabah, manik manik, perunggu, porselin china dari jaman dinasti Sun-Ming dan ada juga porselin dari suku Thai (Siam) abad 13. Selain itu juga memiliki koleksi berupa Kendi yang berasal dari Jaman Kerajaan Kediri serta ada juga Siwur (alat untuk menyiram kepala saat upacara keagamaan) berbahan perunggu dan dibuat sekitar abad 13. Serta banyak lagi koleksi koleksi Omahseum yang menarik untuk diteliti, agar kita menjadi bijak dalam menilai benda benda peninggalan para leluhur.

20211202_181004

Saat wawancara dengan  Thomas menjelaskan maksud didirikannya Omahseum yaitu : Pertama untuk mengetrapkan konsep edukreasi (edukasi & rekreasi), berekreasi namun mengandung unsur edukasi/ pendidikan atau edukasi yang mengandung rekreasi.
Kedua adalah untuk mengubah ranah kepentingan pribadi (selama ini hanya untuk dinikmati sendiri tetapi sekarang dibuka untuk umum). Ketiga adalah karena koleksi koleksi yang dimiliki mempunyai kandungan sejarah yang sangat tinggi (terkait kerajaan Balambangan. Serta koleksi yang kami miliki dapat dipakai bukti penulisan “Sejarah Balambangan kuno abad XIII – XIV”, serta dapat dijadikan sebuah rintisan untuk merekonstruksi sejarah lokal Balambangan (Kabupaten Banyuwangi sekarang).

Thomas menambahkan : “Omahseum akan dibuka untuk umum besok pada awal tahun 2022, namun apabila ada mahasiswa yang mau mengadakan penelitian, Omahseum siap menerima dengan senang hati, ”

Sementara Sanusi Marhaedi selaku pendiri KOPAT menjelaskan tentang sejatah berdirinya KOPAT sejak tahun 2.000 yang tujuannya melestarikam adat dan tradisi budaya peninggalan leluhur agar jangan sampai penuh terutama adat dan budaya Osing juga suku lainnya yang ada di Banyuwangi.

“KOPAT didirikan dengan tujuan melesatarikan adat, tradisi, dan budaya yang ada di Banyuwangi baik dari suku asli Osing maupun lainnya, sehingga anggota KOPAT terdiri dari berbagai etnis dengan latar belakang yangnberbeda-beda,”ungkap Usik panggilan akrabnya.

Setelah wawancara selesai tim Metro TV berkeliling ke Omahseum untuk melihat betbagai macam koleksi peninggalan sejarah Blambangan Kuno yang jumlah ratusan.  Hasil dari liputan ini rencananya akan ditaangkan di Metro TV dalam waktu dekat ini.
(Hariyanto)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *