oleh

SLB sebagai Pusat Sumber, dukung Kabupaten Banyuwangi Lebih Inklusif

Banyuwangi, Jurnalnews.com – Tari Gandrung Marsan disajikan apik dan gagah, sangat harmonis antara penari anak tunarung-wicara dengan guru non-disabilitas menyambut tamu dalam perhelatan Aktualisasi Sekolah Luar Biasa sebagai Resource Centre bertempat di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Selasa(25/2/2025).

Acara ini diikuti ratusan pendidik dari unsur Pendidikan Inklusi maupun Pendidikan Luar Biasa di Banyuwangi. Sebagaimana tergambar pada sajian pembuka, Masfufah, S.Pd, Kepala SLB Negeri Banyuwangi yang didapuk sebagai Ketua Panitia menyampaikan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam mewujudkan Banyuwangi yang lebih inklusif.

“Kami berharap kolaborasi tanpa batas dengan semua pihak dapat mendukung layanan terbaik untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Banyuwangi, di Indonesia sehingga transformasi Pendidikan Indonesia menjadi lebih baik,” tandas Ketua Yayasan Matahati yang juga Education Consultan Perkins International ini.

Suratno, S.Pd.,MM., selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi dalam sambutannya mengatakan sejak dicanangkan pada 2014 sebagai Kabupaten Inklusi, Banyuwangi terus berbenah dalam memperbaiki infrastruktur Pendidikan, fasilitas serta aksesibilitas. Suratno menegaskan bahwa pemerintah menjamin hak anak berkebutuhan khusus untuk bersekolah di sekolah reguler.

“Dalam perbup juklak juknis penerimaan siswa baru ada narasi yang menegaskan bahwa setiap anak berkebutuhan khusus yang ingin bersekolah di sekolah regular maka wajib diterima,” ujarnya.

Suratno juga mengapresiasi dua Lembaga internasional yang memiliki perhatian tinggi terhadap Pendidikan khusus di Banyuwangi.

“Terima kasih kepada Global Village yang telah memberi bantuan kursi roda adaptif untuk anak-anak di Banyuwangi,” ujarnya.

Tercatat sejak 3 tahun lalu Global Village Foundation telah memberikan bantuan 3000 kursi roda adaptif untuk anak dengan hambatan kaki.

Andy Bracey, Founder Global Village Foundation menyebut, komitmen mereka untuk mendukung anak-anak berkebutuhan khusus adalah sebagai bentuk apresiasi atas komitmen Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam program untuk disabilitas.

“Banyuwangi menunjukkan komitmen luar biasa untuk anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama dengan anak lain,” ungkap Andy selain 3 alasan lainnya.

“Baru saja rekan kami berbicara dengan pemerintah Austalia Barat untuk pengembangan produksi kursi roda di Banyuwangi, semoga dalam waktu dekat dapat dilakukan komunikasi lebih lanjut dengan Pemerintah Banyuwangi,” pungkas Andy.

Motivasi diberikan oleh Chenmin Parera, perwakilan Perkins International dengan memaparkan profil Hellen Keller, seorang disabilitas ganda (Netra dan runguwicara) yang mampu menembus batas hingga menjadi tokoh dunia. Chenmin juga memaparkan kehidupan Irene, seorang anak disabilitas rungu yang melewati kesulitannya dengan dukungan keluraga dan banyak pihak.

“Dengan memberikan dukungan kepada anak berkebutuhan khusus seperti Irene, kita membantu mewujudkan mimpinya. Perkins membutuhkan mitra untuk mengedukasi anak berkebutuhan khusus,” ujarnya.

Ditemui setelah acara, Eka Prastama Widiyanta anggota Komnas Disabilitas mendukung pemerintah untuk pemenuhan hak anak Disabilitas di bidang pendidikan.

“Target kementerian adalah bagaimana anak-anak disabilitas bisa mendapatkan pendidikan di sekolah reguler terdekat,” ujar Eka.

“Harapannya Banyuwangi dengan Resources yang sudah ada kita kuatkan lagi dan sangat bagus untuk memastikan arah ke depan sesuai dengan regulasi terbaru,” pungkas Eka.(Indah)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *