Banyuwangi, Jurnalnews – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat menggelar acara Seminar Forum Masyarakat Peduli Penyiaran (FMPP) yang bertajuk “Peran KPI dalam Perbaikan Kualitas Program Siaran Sinetron di Indonesia” di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Sabtu Pagi (14/09). Seminar FMPP ini bertujuan untuk mengajak masyarakat terutama generasi muda agar terlibat aktif dalam pengawasan siaran untuk memperbaiki kualitas sinetron di Indonesia.
Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi Mujiono mengatakan bahwa generasi muda rentan terpapar dampak negatif dari siaran yang tidak bermutu. Ia menekankan perlu adanya kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, masyarakat dan juga KPI Pusat dan/atau KPI Daerah Jawa Timur untuk membentuk siaran yang berkualitas.
“FMPP ini bisa menjadi jembatan bagi masyarakat dan pemerintah daerah untuk memberikan kritik dan saran kepada KPI Pusat maupun KPID Jawa Timur sehingga dapat mendukung terbentuknya program siaran berkualitas,” kata Mujiono.
Ketua KPI Pusat Ubaidillah menjelaskan bahwa generasi muda memiliki tanggung jawab dalam proses pertumbuhan penyiaran yang baik. Menurutnya, pengawasan penyiaran tidak hanya menjadi tanggung jawab KPI Pusat atau KPID Jawa Timur saja tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
“Pengawasan penyiaran adalah tanggung jawab kita bersama, termasuk generasi muda,” kata Ubaidillah saat memberikan sambutan.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas memberikan apresiasi atas terselenggaranya Seminar FMPP. Azwar menerangkan bahwa kolaborasi harus dilakukan untuk menciptakan program siaran yang relevan dengan perkembangan zaman.
“Di era digital, tantangan penyiaran semakin kompleks baik dari sisi teknologi dan regulasi. Mari bersama-sama menjaga kualitas penyiaran demi kemajuan bangsa,” kata Azwar.
Peserta Seminar FMPP terdiri dari kelompok pelajar dan organisasi kemahasiswaan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Seminar FMPP ini dimoderatori oleh Koordinator Bidang Kelembagaan KPID Jawa Timur Royin Fauziana.
Sesuai dengan tema Seminar FMPP kali ini, Royin berharap generasi muda yang hadir dapat memberikan kritik dan masukan untuk meningkatkan kualitas sinetron di Indonesia.
“Melalui seminar ini, saya harap teman-teman gen z ini bisa memberikan kritik maupun masukan terhadap sinetron yang ditayangkan ditelevisi. Seperti bagaimana tayangan sinetron yg diinginkan utamanya terkait wisata dan budaya lokal,” kata Royin.
Turut hadir dalam Seminar FMPP, Akademisi Sunandi Zubaidi, Ketua KPID Jawa Timur Immanuel Yosua Tjiptosoewarno, dan Pegiat Literasi Penyiaran Nuning Rodiyah sebagai narasumber.
Akademisi Sunandi Zubaidi menyampaikan bahwa saat ini terdapat banyak media baru yang tidak tekontrol. Sunandi mengingatkan bahwa tidak semua tontonan baik. Ia mengatakan tontonan selain sebagai hiburan juga harus memperhatikan nilai-nilai moral juga.
“Generasi muda harus bisa memilih dan memilah apakah tontonan yang ditonton ada manfaatnya atau tidak, apa yang ditonton harus bisa memberikan nilai-nilai dalam kehidupan kita untuk meningkatkan sumber daya manusia,” kata Sunandi.
Ketua KPID Jawa Timur Immanuel Yosua Tjiptosoewarno menjelaskan terdapat tiga peran KPI Pusat dan KPID Jawa Timur dalam meningkatkan kualitas sinetron di Indonesia, diantaranya: sebagai regulator, sebagai penguat iklim penyiaran yang sehat, dan sebagai perwakilan masyarakat. Yosua mengingatkan semua pihak yang hadir agar dapat bersinergi untuk mewujudkan penyiaran yang berkualitas.
“KPI terutama KPID Jatim berkomitmen penuh untuk meningkatkan kualitas siaran sinetron di Indonesia sehingga siaran sinetron tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik,” kata Yosua.
Pegiat Literasi Penyiaran Nuning Rodiyah mengungkapkan bahwa terjadi pergeseran medium untuk menonton program siaran. Nuninh mengatakan hal tersebut menjadi tantangan kreatifitas bagi lembaga penyiaran.
“Untuk menghadapi tantangan di era digital ini, generasi muda sebagai generasi produktif harus berkontribusi dalam meningkatkan kualitas penyiaran,” kata Nuning.
Nuning menambahkan, melalui seminar FMPP ini diharapakn masyarakat terutama generasi muda dapat menjadi agen pengawasan partisipatif (CPS).
Komentar